KPA Jakarta Barat Terus Gencarkan Sosialisasi Penanggulangan AIDS
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jakarta Barat terus menggencarkan sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS. Kali ini sosialisasi diikuti perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Rabu (13/11).
"harus terus dilakukan dengan memberikan penyuluhan atau sosialisasi kepada jajaran OPD dan masyarakat,"
Kepala Sub Kelompok Kesehatan dan PPAPP Bagian Kesra Setko Jakarta Barat, Endang Tri Rahayu mengatakan, sosialisasi dan rapat koordinasi kali ini salah satunya membahas kasus HIV di Jakarta Barat.
“Sangat penting dilakukan koordinasi antar-OPD untuk menyosialisasikan penanggulangan HIV/AIDS dan meneruskannya ke masyarakat,” ujar Endang.
Pemkot Jaksel Optimalkan Intervensi Penanganan StuntingDikatakan Endang, KPA DKI Jakarta memiliki program penanggulangan HIV/AIDS untuk menghentikan HIV/AIDS dengan tujuan meniadakan kasus infeksi baru, meniadakan kematian karena AIDS dan meniadakan diskriminasi.
Untuk meniadakan diskriminasi dan stigma, sambung Endang, tentunya membutuhkan dukungan lintas program maupun sektoral. Karena munculnya stigma dan diskriminasi umumnya disebabkan kurangnya pengetahuan tentang cara mencegah penularan HIV/AIDS termasuk cara pencegahan.
"Untuk meningkatkan pengetahuan tentang penanggulangan HIV/AIDS harus terus dilakukan dengan memberikan penyuluhan atau sosialisasi kepada jajaran OPD dan masyarakat," tandasnya.
Sementara, Sekretaris KPA Jakarta Barat, Sukarno menekankan pihaknya masih menemukan adanya stigma dan diskriminasi dari masyarakat terhadap orang yang terkena HIV. Mereka kerap dikucilkan.
"Permasalahan (stigma) itu ujung-ujungnya karena ketidaktahuan dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit HIV dan AIDS. Sehingga stigma ini kerap terjadi di lingkungan masyarakat," katanya.
Dalam rapat koordinasi kali ini, lanjut Su
karno, KPA Kota Jakbar bekerja sama dengan Dinas Kominfotik DKI Jakarta dan Sudin Kominfotik Jakarta Barat melakukan survei pengetahuan masyarakat tentang penyakit HIV dan AIDS dengan menargetkan 380 responden setiap kecamatan.